Tuesday, November 13, 2018

Golden Eye

Amelia menghela nafas dalam - dalam, sesaat tadi tubuhnya seolah memintanya untuk berbuat tidak sesuai kontrolnya

entah apa yang membuatnya berani melakukannya, sekarang dia berada di rroftop kantor sambil menjedugkan kepalanya ke tembok perlahan- lahan

what im doin? i kiss my boss cheek... 

"orang gila kamu amelia, apa yang kamu lakukan? bagaimana bisa sekarang kamu turun dan berhadapan dengan bosmu? bagaimana jika aku dipecat? atyau aku dipotong gaji paling apes?"

"ottoke..."

KRINNNG

amelia merogoh ponsel dari dalam sakunya, memandnag nama penelponnya 

Pak Winan

Amelia terpaku, tak mampu menjawab telponnya

sebuah pesan di watsap muncul di LCD layar ponselnya

Dimana kamu? meeting segara dimulai, kembali ke mejamu alia.

Amelia mengacak2  rambutnya sendiri lalu bergegas turun,...

PAk Winan sudah duduk di meja rapat, Amelia segera mengambil posisi di sampingnya....sebagai seorang sekretaris, memang disinilah dia berada, sekretaris bodoh yang baper, hingga sejam yang lalu berani mencium pipi bosnya hanya karena pak bos menangis.

Winan memandang Amelia dengan tajam, dia tahu gadis itu pasti sedang menghukum diri karena tindakan agresif yang dilakukannya tadi, dia sendiri juga tidak menyangka Amelia akan seberani itu. 


Friday, October 14, 2016

re-run 22

Alexa memacu mobilnya cukup kencang, sudah seminggu sejak kepulangannya dari macau, bayangan tentang pertemuannya dengan bim masih tertata rapi dibenaknya. Betapa setengah mati menyembunyikan segalanya dari Kev adalah hal yang sangat sulit. Walaupun dirinya tidak setiap hari berhubungan dengan Bim lewat whatsapp, tetap saja tak mampu menghilangkan kegundahannya. Perceraian Bim dengan istrinya, pinangannya yang membuat Alexa menamparnya berulang kali. Hingga permohonan gila Bim agar mau meninggalkan Kev dan menikah dengannya. Fucking crazy.

“damn you Abimanyu”

Trrrt trrrrt 

Alexa meraih ponselnya, husband calling.

“ya mas..”
“dimana lex?”
“masi di jalan, lancar kok pasti bisa sampai GI tepat waktu, don’t worry.”
“hati-hati ya, kutunggu di djournal.”
“ya mas, see you.”

Malam ini Alexa akan mendampingi suaminya bertemu dengan partner-partner bisnisnya.



Kevin pradipta memandang istrinya yang berjalan ke arahnya dengan tergesa-gesa. Wajah istrinya yang cantik dan ditunjang kemampuan Alexa memadu padankan pakaian yang dikenakannya memang membuat sosok istrinya mudah dikenali dan diingat oleh beberapa orang. Berkali-kali Kevin menahan untuk tidak marah pada sosok pria-pria di lingkungan pekerjannya karena melirik istrinya. Dia memang pencemburu, hal yang tak pernah diungkapkannya pada Alexa.

“Maaf saya terlambat.” Alexa mengulurkan tangannya menyalami rekan-rekan kerja Kevin
“macet ya mbak Alex? Hebat sekali istrimu ini Kev… baru saja tinggal di jakarta sudah jago menyetir sendiri.” 
“saya tadinya menyuruhnya naik taksi, tapi dia ngancam akan naik gojek kalau saya tidak ijinkan dia menyetir mobil.”
“luar biasa, istri leader sejati.”
“suami saya yang hebat, dia yang mengajarkan saya jadi pemberani.”

Alexa buru-buru menimpali, tanpa Kev sadari, Alexa memang sudah lama menyadari suaminya adalah pencemburu berat. Diciumnya pipi suaminya.

“bahagianya mas Kevin ini.” 
“Alhamdulillah pak.”

Sepanjang perjalanan pulang,mobil mereka beriringan, fortuner putih mengekor vios hitam Alexa. Suaminya memang luar biasa. Alexa meneteskanair mata. Tidak tega untuk bilang bahwa dia ingin mengakhiri semuanya.

“kamu cinta saya kan lex?”
“bim!”
“menikahlah dengan saya, selepas sidang saya selesai lex.”
“kamu gila…. meminta saya pergi lalu meminta saya kembali? Kamu gila.”
“Lex, saya mungkin sudah gila ketika memasukkan berkas perceraian saya ke pengadilan,”
“saya gila karena bertemu kamu bim.”
“saya gila karena jatuh cinta padamu.”
“bim…”
Trrrtt trrtttt

“ya mas…”
“lapar ga? Nasi goreng kambing dulu yuk lex..”
“hahaha kemana perginya club sandwich segede gaban tadi mas?”
“cuma cemilan itu, bikin geli perut.”
“tempat biasa?”
“ya lex..”

Alexa meminggirkan mobilnya, nasi goreng kambing kesukaan Kevin.

“dua pak.” kevin memesan
“mas, aku kenyang.”
“kenyang atau diet?”
“iya deh, aku makan juga.” alexa tahu akan sia-sia mendebat Kevin jika sudah memintanya untuk makan.

“Lex, Macau asik?”
Alexa mencoba menenangkan perasaannya yang mulai gelisah karena kevin menyinggung liburannya.
“Asik, ya kayak biasanya aja mas.”
“soalnya, tumben kamu gak cerita banyak sepulang dari sana. Biasanya bisa 2 minggu ngoceh gak berhenti cerita ini cerita itu.”
“masa iya, aku belum cerita kalau aku dilamar cowok macau di gondola?”
“belum. Cowok mana itu?”
“ Hahahahahahahahahahahaha” alexa tergelak mendengar suaminya dengan wajah polos bertanya,

Dear God, dear kevin pradipta im not lying … someone ask me to be his wife…

aku capek aja kali Kev, tahu sendiri kan sepulangku dari Macau aku muntah-muntah masuk angin sampai dikerokin. Jadi lupa mungkin mau cerita sama kamu betapa romantisnya Macau kalau bersamamu kesananya.”
“hmm kok aku biasa saja ya kesana.”
“aaah!!! kamu memang suami yang gak romantis tauk hon!”
“wkwkwkwkwkwk, lah beneran kok, apanya yang romantis, liat orang judi aja kok romantis.”
“venetian, kotanya , manis banget kalau jalan-jalan sambil gandengan tangan disana mas..”
“wkwkwkwkwk, kebanyakan baca novel. Kamu suka ya digombalin gitu.”
“jadi kenyang.”
“lex? Kamu marah.”
“nope.”
“ngambek nih? Padahal aku kangen.”
“bertahun- tahun kenal kamu aku masih gagal aja ya paham kalau kamu gak romantis.” Alexa mengaduk es tehnya dengan dongkol
“dan bertahun-tahun kenal aku, kamu masih meminta aku untuk romantis.”
Alexa memandang suaminya yang sedang menghabiskan nasi goreng kambing dengan lahap. 

Kamu benar- benar perempuan yang tidak tahu diri Alex… apapun dia bagaimapun kevin pradipta kamu pernah sangat menginginkannya sebagai suamimu, dan ketika Tuhan mengabulkannya kamu masih menyesali sikapnya yang tidak romantis? Kado vios hitam di ultahmu, mengijinkanmu travelling karena tahu hobimu, dan bahkan meninggalkannya di saat-saat terakhir persiapan pernikahan, Alexa kamu ini bodoh. 

“masih marah?” 
Kevin membuyarkan lamunan Alex. Dipandangnya wajah istrinya dengan sayang, mengenal Alexa puluhan tahun, cuma satu yang tidak pernah bisa dia lakukan. Menggombali istrinya dengan kalimat mesra. Kevin merasa risih setiap kali memikirkan hendak menggombali istrinya dengan kalimat-kalimat pujian yang biasa dia dengar setiap kali Alexa dipuji-puji oleh teman-temannya atau membaca komentar orang-orang kepada foto istrinya di sosial media.
“Enggak mas… yuk cepet dihabisin aku pengen pulang bobo dan peluk kamu.”


Bersambung….




Tuesday, September 6, 2016

episode 1





Cleo melirik sekilas ke pria yang baru saja memasuki kafe, pria itu menoleh kearahnya. Dengan salah tingkah Cleo kembali menatap layar monitornya. Usia pria itu pasti sudah mendekati 40, tapi masih terlihat cukup gagah dan memiliki wajah yang tampan.
“So damn charming...” bisiknya.
“CLE!”

“ah gilak lo... Jantungan gue!” cleo melempar serbet kearah Amru, yang sigap langsung mengelak .
“lagian elo bengong! Di depan leptop tapi mata kelayapan.”
“sembarangan, gue cari inspirasi.”
“ke om yang tadi?” wajah amru mulai terlihat menjengkelkan.
“ diam lo!”
“gue kenal lho cle...”
“ah sial lo, diem deh... Gak lucu.”
Amru mengedipkan matanya, lalu berdiri dan berjalan ke arah pria tadi. Cleo bersumpah akan menjambak rambut gondrong Amru jika benar-benar bicara dengannya. And damn, he’s not lying, they shaking hand right now and laughing together. Sekilas Amru menoleh kearahnya dan tersenyum penuh kemenangan.
“oh shit.”
Cleo menghadap laptopnya kembali, berpura- pura sibuk mengetik, dalam hati dia menyumpahi Amru, dan berjanji akan segera menjambak si gondrong itu kalau balik ke meja.
“Cleo.. Kenalin ini pak Andriawan... Seniorku di magister.”
“hai Cleo... Saya Andri.” 
“Cleo.”

Dan sepanjang sore itu, mereka bertiga menghabiskan kopi bersama. Cleo lebih banyak diam dan sesekali menimpali obrolan Amru dan pak Andri. Sekilas Cleo melirik cincin polos bertengger di jari manisnya.
“mengetik apa? Cleo jadi gak konsen kerja gara-gara kt ngobrol mru.”
“halah, dia memang gak kerja dari tadi, biar matik dikejar deadline. Kerjaannya lirik-lirik cowok ganteng mulu dari tadi.”
“sembarangan...” cleo melirik sadis kearah Amru, sudah di ubun-ubun rasanya betenya. 
“ada yang ganteng? Dimana?” Andri menoleh kanan kiri mencari siapa yang dimaksud amru.
“kamu ndri.”
FIX! Cleo hendak menenggelamkan Amru di lautan atlantis.
“masa iya saya?” Andri menyembunyikan salah tingkahnya dengan meneguk kopinya.” matanya menatap cleo yag sudah gak tahu lagi hendak kabur ke pojokan mana.


“iya sih, kamu charming.” cleo merendahkan volume suaranya.
Amru terkekeh geli, Andri makin lekat menatapnya, 
“iya kamu keliatan keren aja sih, jadi otomatis pas kamu tadi masuk saya liatin kamu, dan di kucrut amru itu liat. Jadi deh dia ngerjai saya, dia bilang dia kenal kamu.”
Amru semakiin tertawa terbahak-bahak air matanya keluar, “Cleo stop, wkwkwkwkwk lo ga perlu juga kalik ngejelasin sedetail itu sama dia... Andri bisa pingsan di tempat kekna habis ini.”
“daripada salah paham, lagian dia juga udah married.. So i dont need to worry for saying this.”
“married? Who?” Amru menatap Cleo
“pak Andri. Itu jarinya ada cincin.” cleo menunjuk ke tangan andri,
Andri dan Amru bertatapan, Cleo melihat wajah Amru yang kebingungan dan wajah Andri yang seolah meminta untuuk tidak membahas lebih lanjut.”
“makasih ya cle... Kamu juga cantik, makanya tadi saya menoleh juga melihatmu. Ternyata teman Amru.”
Basa - basi terbasi yang pernah Cleo dengar, atau mungkin pria seusia ini memang berbicara dengan bahasa begini? Ah entahlah, Cleo menolak benih - benih GR tumbuh di hatinya.
“ah sial, ada masalah di bengkel, sorry ya gue kudu balik. Ada costumer rese, pegawai gue gak mampu handle. Kalian lanjut aja berdua.”
“lha tadi kan lo nebeng mobilo gue, ya udah balik bareng aja.” Cleo menimpali
“Jam gini naik mobil? Kapan nyampe bengkelnya, ring road macet parah. Udah gue naik ojek aja, lo balik ntar. Duluan ya pak andri, bye cle..”
“Mru!”
Cleo menatap Amru yang dalam hitungan detik sudah menghilang dari pandangan mereka.

“saya bisa temani kamu sampai macet sedikit longgar,”
“ah, thank you.” 
“kamu seumuran Amru?”
“hmm.. Amru kakak kelas, beda 2 tahun.”
“29 tahun? Tinggal dimana Cleo? Sama suami?”
Cleo menatap Andri, pertanyaan menjebak. Dengan begini dia akan tahu statusnya, cleo menimbang-nimbang akan menjawab apa.
“hmm seharusnya ya.. Heheheh.”
Dan dalam detik berikutnya Cleo ingin menampar diriya sendiri karena menjawab pertanyaan menjebak itu dengan bodoh.” 
“Kerja dimana?”’ 
“saya dokter,”
“lha kok tadi Amru bilang kalian kakak kelas di magister.”
“mau saya ceritain gak? Tapi tadi saya sudah janji dengan Amru untuk gak cerita.”
“apa? Ceritain sama saya.”
“kami baru kenalan tadi ketika Amru menepuk bahu saya.”
“WHAT!” 
“iya dia memperkenalkan dirinya, lalu mengajak saya untuk gabung duduk disini, dia bilang, hmm..”
“apa? Amru bilang apa?”
“dia bilang kamu ingin kenalan, tapi malu.” 
“what the hell... Aku jambak Amru nanti kalau ketemuuuuu!!!”
“wkwkwkwk, sudahlah cleo, saya sendiri senang kok bisa kenalan sama kalian, jadi rasanya lebih muda.”
“hmm.. Pak andri umur berapa?” 
“39 tahun ini, panggil mas saja... Gak papa kan?”
“hehe, iya mas.. Hmm jadi dokter ya? Dokter apa?”
“internist, saya tugas di rumah sakit harapan sehat, pas di seberang jalan ini. Kebetulan ini sedang istirahat, temani saya juga ya Cleo...”
Entah tersihir, entah terbuai suaranya yg lembut, Cleo pun menganggukan kepala.
“kamu kerja apa?”
“hmm.. Saya di biro iklan, kerjaan sehari-hari bikin copywriting.”
“wow, pekerjaan yang keren.”
“yeah... Kadang like in hell juga kalau lagi dikejar deadline.”
“kamu ini, bahasanya...” andri tertawa kecil
“eh sorry, maaf ya kalau gak sopan.”
“gak papa mungkin itu bahasa anak sekarang ya”
“hihihi.. Ya om.”
“ah jadi keliatan deh beda generasinya.”
“istri dimana?”
“pacarmu siapa?”
“siapa harus jawab duluan?”
“urut tua.”
“saya masih beristri sampai hari ini, tapi sedang memasukkan berkas perceraian.”
Cleo menarik tubuhnya, wajahnya memerah.
“saya gagal, menjaga keutuhan rumah tangga saya.”
“sorry...”
“gak papa... Ini hanya tentang kami tidak sepaham lagi, tujuan sudah tidak sama” 
“ada anak”
“tidak.”
“maaf.”
“bukan karena anak kami bercerai.”
“lalu?”
“sudah tidak saling cinta saja.”
“klise.”
“itu bukan klise, kami seperti dua orang asing tinggal bersama, tidak ada gairah lagi.”
“itu bosan.”
“seperti dua orang pacaran yang ingin putus.”
“tapi kalian dipersatukan Tuhan.”
“cleo...”
“sorry, aku berlebihan.”
“andai dia sepertimu, mungkin dia juga bosan puya suami dokter, yang tidak ada waktu untuk bersamanya karena harus merawat pasien sepanjang waktu.”
“apa pekerjaannyaa?”
“wartawan,”
“perempuan pintar.”
“iya, sexy dan pintar.”
“dia selingkuh?”
“bisa jadi.”
“ini hanya perumpamaan, bukan berarti iya.”
“aku juga curiga.”
“jangan percaya aku.”
“Cleo, kalau saya masih bujang kamu mau pacaran sama saya?”
“kalau kamu duda pun saya juga mau kok.”

Mereka berpandangan. Dari kejauhan terdengar suara adzan mghrib, pantulan langit jingga keemasan menerpa wajah keduanya.

Monday, March 21, 2016

Insert re-run

Diam tak berkesudahan
Aksara tak tersampaikan
Kamu..
Aku...
Dalam dimensi ruang bernama otak
Membebat seluruh gerak
Hati tak lagi dirasa laranya
Karna logika yang nyata memisahnya

Thursday, March 10, 2016

Love in the dark - adele


I'm far too ashamed to do it with you watching meTake your eyes off of me so I can leave
This is never ending, we have been here before
But I can't stay this time 'cause I don't love you anymore
Please stay where you are
Don't come any closer
Don't try to change my mind
I'm being cruel to be kind
I can't love you in the dark
It feels like we're oceans apart
There is so much space between us
Maybe we're already defeated
everything changed me